Sabtu, 21 Agustus 2010

Mengupas Misteri Keajaiban Air Zam Za


Selama ini kita mengenal sumur Zamzam dari buku-buku agama. Namun sebenarnya ada sisi ilmiah saintifiknya juga looh. Cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang air adalah hydrogeologi.

Sedikit cerita Pra-Islam, atau sebelum kelahiran Nabi Muhammad, diawali dengan kisah Isteri dari Nabi Ibrahim, Siti Hajar, yang mencari air untuk anaknya yang cerita selanjutnya bisa ditanyakan ke Wak haji ya…:-) Sumur ini kemudian tidak banyak atau bahkan tidak ada ceritanya, sehingga sumur ini dikabarkan hilang.
Sumur Zam-zam yang sekarang ini kita lihat adalah sumur yang digali oleh Abdul Muthalib kakeknya Nabi Muhammad. Sehingga saat ini, dari “ilmu persumuran” maka sumur Zam-zam termasuk kategori sumur gali (Dug Water Well).
Dimensi dan Profil Sumur Zam-zam
——————————————————-
Bentuk sumur Zam-zam dapat dilihat dibawah ini.

Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30.5 meter. Hingga kedalaman 13.5 meter teratas menembus lapisan alluvium Wadi Ibrahim. Lapisan ini merupakan lapisan pasir yang sangat berpori. Lapisan ini berisi batupasir hasil transportasi dari lain tempat. Mungkin saja dahulu ada lembah yang dialiri sungai yang saat ini sudah kering. Atau dapat pula merupakan dataran rendah hasil runtuhan atau penumpukan hasil pelapukan batuan yang lebih tinggi topografinya.

Mata air zamzam
Dibawah lapisan alluvial Wadi Ibrahim ini terdapat setengah meter (0.5 m) lapisan yang sangat lulus air (permeable). Lapisan yang sangat lulus air inilah yang merupakan tempat utama keluarnya air-air di sumur Zam-zam.

Kedalaman 17 meter kebawah selanjutnya, sumur ini menembus lapisan batuan keras yang berupa batuan beku Diorit. Batuan beku jenis ini (Diorit) memang agak jarang dijumpai di Indonesia atau di Jawa, tetapi sangat banyak dijumpai di Jazirah Arab. Pada bagian atas batuan ini dijumpai rekahan-rekahan yang juga memiliki kandungan air. Dulu ada yang menduga retakan ini menuju laut Merah. Tetapi tidak ada (barangkali saja saya belum menemukan) laporan geologi yang menunjukkan hal itu.
Dari uji pemompaan sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11 – 18.5 liter/detik, hingga permenit dapat mencapai 660 liter/menit atau 40 000 liter per jam. Celah-celah atau rekahan ini salah satu yang mengeluarkan air cukup banyak. Ada celah (rekahan) yang memanjang kearah hajar Aswad dengan panjang 75 cm denga ketinggian 30 cm, juga beberapa celah kecil kearah Shaffa dan Marwa.
Keterangan geometris lainnya, celah sumur dibawah tempat Thawaf 1.56 m, kedalaman total dari bibir sumur 30 m, kedalaman air dari bibir sumur = 4 m, kedalaman mata air 13 m, Dari mata air sampai dasar sumur 17 m, dan diameter sumur berkisar antara 1.46 hingga 2.66 meter.
Air hujan sebagai sumber berkah
——————————————————

Kota Makkah terletak di lembah, menurut SGS (Saudi Geological Survey) luas cekungan yang mensuplai sebagai daerah tangkapan ini seluas 60 Km2 saja, tentunya tidak terlampau luas sebagai sebuah cekungan penadah hujan. Sumber air Sumur Zam-zam terutama dari air hujan yang turun di daerah sekitar Makkah.
Sumur ini secara hydrologi hanyalah sumur biasa sehingga sangat memerlukan perawatan. Perawatan sumur ini termasuk menjaga kualitas higienis air dan lingkungan sumur serta menjaga pasokan air supaya mampu memenuhi kebutuhan para jamaah haji di Makkah. Pembukaan lahan untuk pemukiman di seputar Makkah sangat ditata rapi untuk menghindari berkurangnya kapasitas sumur ini.

Gambar diatas memperlihatkan lokasi sumur Zamzam yang terletak ditengah lembah yang memanjang. Masjidil haram berada di bagian tengah diantara perbukitan-perbukitan disekitarnya. Luas area tangkapan yang hanya 60 Km persegi ini tentunya cukup kecil untuk menangkap air hujan yang sangat langka terjadi di Makkah, sehingga memerlukan pengawasan dan pemeliharaan yang sangat khusus.
Sumur Zamzam ini, sekali lagi dalam pandangan (ilmiah) hidrogeologi , hanyalah seperti sumur gali biasa. Tidak terlalu istimewa dibanding sumur-sumur gali lainnya. Namun karena sumur ini bermakna religi, maka perlu dijaga. Banyak yang menaruh harapan pada air sumur ini karena sumur ini dipercaya membawa berkah. Ada yang menyatakan sumur ini juga bisa kering kalau tidak dijaga. Bahkan kalau kita tahu kisahnya sumur ini diketemukan kembali oleh Abdul Muthalib (kakeknya Nabi Muhammad SAW) setelah hilang terkubur 4000 tahun (?).
Dahulu diatas sumur ini terdapat sebuah bangunan dengan luas 8.3 m x 10.7 m = 88.8 m2. Antara tahun 1381-1388 H bangunan ini ditiadakan untuk memperluas tempat thawaf. Sehingga tempat untuk meminum air zamzam dipindahkan ke ruang bawah tanah. Dibawah tanah ini disediakan tempat minum air zam-zam dengan sejumlah 350 kran air (220 kran untuk laki-laki dan 130 kran untuk perempuan), ruang masuk laki perempuan-pun dipisahkan.
Saat ini bangunan diatas sumur Zam-Zam yang terlihat gambar diatas itu sudah tidak ada lagi, bahkan tempat masuk ke ruang bawah tanah inipun sudah ditutup. Sehingga ruang untuk melakukan ibadah Thawaf menjadi lebih luas. Tetapi kalau anda jeli pas Thawaf masih dapat kita lihat ada tanda dimana sumur itu berada. Sumur itu terletak kira-kira 20 meter sebelah timur dari Ka’bah.
Monitoring dan pemeliharaan sumur Zamzam
———————————————————————-
Jumlah jamaah ke Makkah tiga puluh tahun lalu hanya 400 000 pertahun (ditahun 1970-an), terus meningkat menjadi lebih dari sejuta jamaah pertahun di tahun 1990-an, Dan saat ini sudah lebih dari 2.2 juta. Tentunya diperlukan pemeliharaan sumur ini yang merupakan salah satu keajaiban dan daya tarik tersendiri bagi jamaah haji.

Pemerintah Saudi tentunya tidak dapat diam pasrah saja membiarkan sumur ini dipelihara oleh Allah melalui proses alamiah. Namun pemerintah Arab Saudi yang sudah moderen saat ini secara ilmiah dan saintifik membentuk sebuah badan khusus yang mengurusi sumur Zamzam ini. Sepertinya memang Arab Saudi juga bukan sekedar percaya saja dengan menyerahkan ke Allah sebagai penjaga, namun justru sangat meyakini manusialah yang harus memelihara berkah sumur ini.
Pada tahun 1971 dilakukan penelitian (riset) hidrologi oleh seorang ahli hidrologi dari Pakistan bernama Tariq Hussain and Moin Uddin Ahmed. Hal ini dipicu oleh pernyataan seorang doktor di Mesir yang menyatakan air Zamzam tercemar air limbah dan berbahaya untuk dikonsumsi. Tariq Hussain (termasuk saya dari sisi hidrogeologi) juga meragukan spekulasi adanya rekahan panjang yang menghubungkan laut merah dengan Sumur Zam-zam, karena Makkah terletak 75 Kilometer dari pinggir pantai. Menyangkut dugaan doktor mesir ini, tentusaja hasilnya menyangkal pernyataan seorang doktor dari Mesir tersebut, tetapi ada hal yang lebih penting menurut saya yaitu penelitian Tariq Hussain ini justru akhirnya memacu pemerintah Arab Saudi untuk memperhatikan Sumur Zamzam secara moderen. Saat ini banyak sekali gedung-gedung baru yang dibangun disekitar Masjidil Haram, juga banyak sekali terowongan dibangun disekitar Makkah, sehingga saat ini pembangunannya harus benar-benar dikontrol ketat karena akan mempengaruhi kondisi hidrogeologi setempat.

Badan Riset sumur Zamzam yang berada dibawah SGS (Saudi Geological Survey) bertugas untuk:
* Memonitor dan memelihara untuk menjaga jangan sampai sumur ini kering.
* Menjaga urban disekitar Wadi Ibrahim karena mempengaruhi pengisian air.
* Mengatur aliran air dari daerah tangkapan air (recharge area).
* Memelihara pergerakan air tanah dan juga menjaga kualitas melalui bangunan kontrol.
* Meng-upgrade pompa dan dan tangki-tangki penadah.
* Mengoptimasi supplai dan distribusi airZam-zam
Perkembangan perawatan sumur Zamzam.
——————————————————————
Dahulu kala, zamzam diambil dengan gayung atau timba, namun kemudian dibangunlah pompa air pada tahun 1373 H/1953 M. Pompa ini menyalurkan air dari sumur ke bak penampungan air, dan diantaranya juga ke kran-kran yang ada di sekitar sumur zamzam.
Uji pompa (pumping test) telah dilakukan pada sumur ini, pada pemompaan 8000 liters/detik selama lebih dari 24 jam memperlihatkan permukaan air sumur dari 3.23 meters dibawah permukaan menjadi 12.72 meters dan kemudian hingga 13.39 meters. Setelah itu pemompaan dihentikan permukaan air ini kembali ke 3.9 meters dibawah permukaan sumur hanya dalam waktu 11 minut setelah pompa dihentikan. Sehingga dipercaya dengan mudah bahwa akifer yang mensuplai air ini berasal dari beberapa celah (rekahan) pada perbukitan disekitar Makkah.
Banyak hal yang sudah dikerjakan pemerintah Saudi untuk memelihara Sumur ini antara lain dengan membentuk badan khusus pada tahun 1415 H (1994). dan saat ini telah membangun saluran untuk menyalurkan air Zam-zam ke tangki penampungan yang berkapasitas 15.000 m3, bersambung dengan tangki lain di bagian atas Masjidil Haram guna melayani para pejalan kaki dan musafir. Selain itu air Zam-zam juga diangkut ke tempat-tempat lain menggunakan truk tangki diantaranya ke Masjidil Nabawi di Madinah Al-Munawarrah.
Saat ini sumur ini dilengkapi juga dengan pompa listrik yang tertanam dibawah (electric submersible pump). Kita hanya dapat melihat foto-fotonya saja seperti diatas. Disebelah kanan ini adalah drum hidrograf, alat perekaman perekaman ketinggian muka air sumur Zamzam (Old style drum hydrograph used for recording levels in the Zamzam Well).
Kandungan mineral
———————————–
Tidak seperti air mineral yang umum dijumpai, air Zamzam in memang unik mengandung elemen-elemen alamiah sebesar 2000 mg perliter. Biasanya air mineral alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per liter. Elemen-elemen kimiawi yang terkandng dalam air Zamzam dapat dikelompokkan menjadi
Yang pertama, positive ions seperti misal sodium (250 mg per litre), calcium (200 mg per litre), potassium (20 mg per litre), dan magnesium (50 mg per litre).
Kedua, negative ions misalnya sulphur (372 mg per litre), bicarbonates (366 mg per litre), nitrat (273 mg per litre), phosphat (0.25 mg per litre) and ammonia (6 mg per litre).
Molekul air zam zam
Kandungan-kandungan elemen-elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air Zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus. Air yang sudah siap saji yang bertebaran disekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah merupakan air yang sudah diproses sehingga sangat aman dan segar diminum, ada yang sudah didinginkan dan ada yang sejuk (hangat). Namun konon prosesnya higienisasi ini tidak menggunakan proses kimiawi untuk menghindari perubahan rasa dan kandungan air ini.
Sumber : http://kaskus.us/showthread.php?t=932428

Jumat, 20 Agustus 2010

catatan

hari ini iseng bangat rasa bt sangat dari pada mati karena bt mendingan jalan-jalan walau bulan puasa tapi harus semangat juga dnk, dan kebetulan ten w ngjak jalan-2 kejakput kebetulan hari itu hari kemerdekaan, yudah kami pun lansung jalan ketempat tujuan keadaan jalan pada saat itu sepi abis,,,,,,,,buset jakarta jalannya sepi,,,,,,,,,,,,,waktu di trans busway penumpangun cuma w temen w dan 2 orang tua,,,,berikut adalah kegiatanya :


geladi resik ni buset,,,,,,,,,,,,,,,,,mantap

 peniup,,,,,,,,,,sinting ga enak,,,suaranya

pak polisi ni 


w ma nona inggris niiiiiiiiiiiiii,,,,,,,,,,,,,,,,,,
anak ilang ni,,,,,,,,,cari dnk nyok n bokap nye,,,,hehe
kalau yang ni orang ganteng dnk ,,,,,tp ko hidungnya gede tp yang penting ganteng,,,^_^

sekian makasih

jumpai saya juga di abdabd.wordpres,com

Rabu, 18 Agustus 2010

tambun rengas

bicara soal tambun rengas ya tentunya ga bakal abis cerita sampai besok ya beriku soal tambun rengas :

Wah...Ternyata Ada 22 Hektare Sawah di Jakarta

Jum'at, 7 Mei 2010 - 15:19 wib
text TEXT SIZE :  
Share
Ilustrasi pematang sawah (foto: jamust.wordpress)
JAKARTA - Hampir seluruh sisi ruang di Ibu Kota Negara ini hampir disesaki dengan pembangunan. Namun masih tersisa petakan sawah produktif di Kampung Tambun Rengas, RT 007/RW 07, Kelurahan Cakung Timur, Cakung, Jakarta Timur. Kondisi sawah di pinggiran timur kota Jakarta itu masih dapat bertahan ditengah ganasnya pembangunan masif.

Menurut seorang petani di lokasi, Sukardi, dia tidak dapat menyembunyikan kegelisahan dengan pesatnya pembangunan di sekitar lahan pertanian yang dikelola kelompoknya. Selain perumahan penduduk, banyak lahan-lahan pertanian yang berubah fungsi menjadi pabrik, ungkap Ketua Kelompok Tani Suka Mulya itu.

Menurutnya sebanyak 85% warga di wilayah RW 07 Kelurahan Cakung Timur ini hidupnya dari lahan pertanian. "Kami mengharapkan lahan-lahan yang ada dapat terus dikelola, bahkan kalau mungkin dikembangkan,” harapnya.

Dia bercerita pada 2005 lalu kelompoknya sempat gagal panen karena hama dan imbas dari limbah pabrik. Para petani berharap mendapatkan proteksi dari pihak pemerintah untuk dapat terus mengelola lahan pertanian yang sebagain besar sudah dimiliki para pengembang tersebut.

Kasudin Pertanian dan Kehutanan Jakarta Timur Bayu Sari Hastuti,  menjelaskan petani memulai kegiatan panen rayanya di atas lahan seluas 22 hektar kemarin. Panen pertama pada 2010 ini dinikmati oleh 30 petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Suka Mulya.

"Dalam satu tahun petani bisa melakukan panen sebanyak dua kali, ungkapnya. Namun bila kondisi air bagus dan musim panas tidak terlalu menggangu panen bisa sampai tiga kali dalam setahun. Dia menambahkan luas lahan satu hektar saja dapat menghasilkan 10,3 ton beras.

Bayu juga menjelaskan, sektor pertanian dapat memberikan peluang pendapatan dan kesejahteraan bagi masyarakat di Cakung Timur. Selain itu juga dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH). "Keberadaan lahan pertanian ini diharapkan dapat tetap dipertahankan sebagai paru-paru kota Jakarta," ujarnya.

Wakil Walikota Jakarta Timur Asep Syarifudin, memimpin  langsung panen raya padi, di Kampung Tambun Rengas. Dia menjelaskan terdapat 400 hektar lahan tanaman padi yang dikelola oleh 13 kelompok tani yang terdiri dari 316 petani.

 Lahan-lahan persawahan di wilayah Kecamatan Cakung sudah ada sejak dulu, sebagai lahan produktif dan potensial untuk kegiatan pertanian, jelasnya. Namun saat ini kepemilikan lahan-lahan pertanian tersebut sebagian besar sudah dikuasai oleh swasta atau pihak pengembang. Asep berharap lahan-lahan yang masih ada dapat dipertahankan pemanfaatannya untuk kegiatan pertanian.

"Keberadaan lahan pertanian di Kecamatan Cakung ini musti dipertahankan, karena memiliki fungsi ganda, yaitu selain sebagai sumber mata pencaharian masyarakat juga merupakan ruang terbuka hijau bagi kota Jakarta," kata Wakil Walikota.

Pemerintah kota juga menyerahkan bantuan kepada para petani berupa benih padi varietas mekongga (cigeulis) sebanyak 1 ton, pestisida nabati 100 liter, perangkap tikus 4 buah, 100 bibit pohon mangga serta benih ikan nila dan lele sebanyak 600-700 ekor.

Turut hadir pada kesempatan panen raya padi ini, Asisten Perekonomian dan Administrasi Jakarta Timur Sutia, Camat Cakung Lukman Hakim, Kasudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Timur Adnan Ahmad, Lurah Cakung Timur Suhardiyono, Ketua RW 07 Kelurahan Cakung Timur Haji Markasih, dan para pejabat terkait lainnya.(ahm)
(Isfari Hikmat/Koran SI/mbs)
 hal lain
Hamparan sawah menghijau merupakan pemandangan langka bagi metropolitan Jakarta, tidak terkecuali bagi warga kawasan pinggiran Jakarta. Namun di balik lalu lalang kendaraan dan padatnya permukiman penduduk, di kawasan Cakung, tepatnya di Kelurahan Cakung Timur, masih dapat ditemui area persawahan. Petak-petak persawahan Ini berada di Kampung Tambun Rengas. RW 07, Cakung Timur. Cakung, Jakarta Timur. Hamparan padi berwarna hijau dan kuning membentang di depan mata. Sayangnya, sebagian besar area lahan yang dijadikan persawahan Ini adalah milik swasta yang sewaktu-waktu bisa beralihfungsl sesuai kemauan pemiliknya. Saat ini warga setempat masih diizinkan memanfaatkan lahan kosong tersebut dengan menggarapnya menjadi persawahan.
Kampung Tambun Rengas Ini memang benar-benar berada di pinggiran Jakarta. DI sebelah timur, kampung berbatasan langsung dengan Kecamayan Medansatria, Bekasi. Jawa Barat, sementara di sebelah utara berbatasan langsung dengan Kecamatan Cilincing. Kamis (6/5) pagi kemarin, puluhan warga Rw 07 di Kampung Tambun Rengas, Cakung Timur, tampak bersukaria. Inilah saatnya mereka memanen padi yang mereka tanam sejak akhir Desember 2009. Sebanyak 22 hektar sawah yang mereka garap siap dipanen hari Itu.
Sukardi. Ketua Kelompok Tani Suka Mulya mengungkapkan, ada 30 petani yang tergabung dalam kelompoknya dan menjadi penggarap sawah seluas 22 hektar yang mereka panen hari itu. Menurut Sukardi di balik sukarja mereka hari itu, ada kegelisahan yang amat sangat di dadanya. Apalagi kalau bukan pesatnya pembangunan di sekitar lahan pertanian yang mengancam kelompok petani itu. Dari 22 hektar lahan yang mereka panen hari itu 19.5 hektar lahan adalah milik PT Modern Land.sedangkan warga hanya menggarapnya saja. Seluas 2.5 hektar lahan sisanya adalah milik warga setempat yakni H Mardjuki.
Sukardi menuturkan, selain perumahan penduduk, banyak lahan pertanian yang dulu ada berubah fungsi menjadi pabrik. "Pada tahun 2005 kami sempat gagal panen karena selain tanaman padi terkena hama. Juga Imbas dari limbah pabrik, katanya. Mereka kini seperti menghitung hari ketika sawah lenyap dari bumi metropolitan.
Dirinya pun berharap proteksi dari pihak pemerintah untuk dapat terus mengelola lahan pertanianyang sebagain besar sudah dimiliki para pengembang tersebut. "Karena 85 persen warga di wilayah RW 07 Kelurahan Cakung Timur Ini hidupnya dari lahan pertanian, kami mengharapkan lahan-lahan yang ada dapat terus dikelola, bahkan kalau mungkin dikembangkan." harapnya.
Dari informasi warga setempat atau beberapa kelompok tani yang masih ada, sampai tahun 2005 masih ada sekitar 1.000 hektar lahan aktif yang menjadi-areal persawahan di Kecamatan Cakung. Namun kini Jumlahnya menyusut menjadi 400 hektar lahan saja, karena sudah diubah fungsi oleh para pengembang menjadi pemukiman penduduk atau pabrik.. Itu pun 90 persennya adalah milik pengembang atau pihak swasta. "Jadi warga hanya menggarapnya saja dan menyewa lahannya," ujar Sukardi.
Contoh buruk dirasakan Chasmlta. Semula dirinya sempat menikmati manisnya menggarap sawah. Tetapi sejak akhir tahun 2005, sawah ga-rapannya seluas dua hektar diambil kembali oleh pemilik lahan.
Saat datang ke Jakarta dari kampungnya di Indramayu. Jawa Barat pada tahun 1982 lalu. Chasmlta memang tidak punya keinginan menjadi petani sawah metropolitan. Ia cenderung memilih berdagang sayur- mayur di Pasar Cakung yang dinilainya lebih menguntungkan. Namun latar belakang pengalamannya sebagai petani padi membuat dirinya tidak dapat begitu saja meninggalkan pekerjaannya sebagai petani di sawah.
Berbekal hasil negosiasi dengan penguasa lahan, Chasmlta mendapat lahan untuk digarapnya menjadi sawah. Dari sawah garapannya. sekali panen ia dapat memperoleh penghasilan lumayan. Sekitar 20 Juta per tahun. Uang Ini dimanfaatkan untuk menyekolahkan keempat anaknya.
Namun kini untuk menghidupi anak istrinya, Chasmita kembali berdagang sayur- mayur, di pasar kecil tidak Jauh dari rumahnya. Kembali ke sawah, bermandl lumpur dan menuai bulir-bulir padi yang menguning, kini hanya menjadi kenangan bagi Chasmita.
Meski demikian, keinginannya untuk kembali menggarap sawah di tengah-tengah hiruk pikuk Kota Jakarta terus membara. Bagi dirinya, menanam padi di Jakarta tidak hanya untuk mencari penghasilan, tetapi Juga untuk menciptakan kawasan hijau di tengah-tengah gersangnya kota Jakarta. "Keplngln banget untuk bisa bersawah lagi. Tapi tampaknya sulit karena Justru lahan yang ada akan lenyap." katanya. (Badi Sam Law Milan)

hal lain :
Kamis, 6 Mei 2010 | 18:55 WIB
Sawah Metropolitan Yang Terancam
Warta Kota/ foto: Budi SL Malau 
Dibaca : 299 kali | Komentar: 0
Areal persawahan merupakan pemandangan yang langka di kota Jakarta, tidak terkecuali kawasan pinggiran Jakarta. Namun ternyata di balik kepadatan lalu lintas kendaraan dan rapatnya permukiman penduduk di Kelurahan Cakung Timur, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, masih  ditemukan areal persawahan.

Petak-petak persawahan ini tepatnya berada di Kampung Tambun Rengas RW 07, Cakung Timur. Padi berwarna hijau dan kuning menghampar jelas di depan mata.
Namun sayangnya sebagian besar areal lahan yang dijadikan persawahan ini adalah milik swasta, yang sewaktu-waktu bisa diubah-fungsikan oleh pemiliknya demi keuntungan. Saat ini warga setempat masih diizinkan memanfaatkan lahan kosong tersebut dengan menggarapnya menjadi areal persawahan.

Kampung Tambun Rengas ini memang benar-benar berada di pinggiran Jakarta. Di sebelah timur berbatasan langsung dengan Kecamayan Medan Satria, Bekasi, Jawa Barat. Sementara di sebelah utara berbatasan langsung dengan Kecamatan Cililncing.

Kamis (6/5) pagi, puluhan warga Rw 07 tampak sukaria. Pagi itu adalah saatnya mereka memanen padi yang mereka tanam sejak akhir Desember 2009. Sebanyak 22 hektar sawah yang mereka garap siap di panen hari itu.

Sukardi, Ketua Kelompok Tani Suka Mulya mengungkapkan, ada 30 petani yang tergabung dalam kelompoknya, dan menjadi penggarap sawah seluas 22 hektare yang mereka panen hari itu.

Namun, kata Sukardi di balik rasa sukaria hari itu, ada kegelisahan yang amat sangat di dadanya. Semakin pesatnya pembangunan di sekitar lahan pertanian yang dikelola kelompoknya yang membuatnya gelisah. Dari 22 hektar lahan yang mereka panen hari itu 19,5 hektar lahan milik PT Modern Land, sementara warga hanya menggarapnya saja. Sedangkan 2,5 hektar lahan sisanya adalah milik warga setempat yakni H Mardjuki.

Sukardi menuturkan banyak lahan pertanian berubah-fungsi menjadi pabrik dan perumahan. "Pada tahun 2005 kami sempat gagal panen karena selain tanaman padi terkena hama, juga terimbas limbah pabrik," katanya.

Dirinya pun berharap proteksi dari pemerintah untuk dapat terus mengelola lahan pertanian, yang sebagain besar sudah dimiliki para pengembang tersebut. "Karena 85 persen warga di wilayah RW 07 Kelurahan Cakung Timur ini hidupnya dari lahan pertanian, kami mengharapkan lahan-lahan yang ada dapat terus dikelola. Bahkan kalau mungkin dikembangkan," katanya berharap.

Dari informasi warga setempat  sampai tahun 2005 masih ada sekitar 1.000 hektar lahan persawahan di Kecamatan Cakung. Namun kini jumlahnya menyusut menjadi 400 hektar karena sudah diubah fungsi oleh para pengembang menjadi permukiman penduduk atau pabrik.
"Jadi warga hanya menggarapnya saja dan menyewa lahannya," ujar Sukarto.

Sani (50) petani penggarap lainnya mengatakan padahal keberadaan areal persawahan di pinggiran Jakarta ini sangat dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan paru-paru kota. "Ironis memang Mas, dari 400 hektar sawah yang ada di Cakung sebagian besar milik swasta. Ini berarti keberadaan sawah ini terancam," ungkapnya.

Contoh buruk dirasakan Chasmita. Semula dirinya sempat menikmati manisnya menggarap sawah. Tetapi sejak akhir tahun 2005, sawah garapannya seluas dua hektar diambil kembali oleh pemilik lahan.

Saat datang ke Jakarta dari kampungnya di Indramayu, Jawa Barat, pada tahun 1982 lalu, Chasmita memang tidak punya keinginan menjadi petani sawah metropolitan. Dia cenderung memilih berdagang sayur-mayur di Pasar Cakung yang dinilainya lebih menguntungkan.
Namun latar belakangnya sebagai petani sawah membuat dirinya tidak bisa begitu saja meninggalkan kegiatan sebagai petani di sawah. Berbekal hasil negosiasi dengan penguasa lahan, Chasmita mendapat lahan untuk digarap.
Dari sawah garapannya, sekali panen dia dapat memperoleh penghasilan lumayan, sekitar Rp 20 juta per tahun. Uang itu dimanfaatkan untuk menyekolahkan keempat anaknya.

Namun kini untuk menghidupi anak istrinya, Chasmita kembali berdagang sayur mayur di pasar kecil tidak jauh dari rumahnya. Kembali ke sawah, bermandi lumpur dan menuai bulir-bulir padi yang menguning kini hanya menjadi kenangan bagi Chasmita.

Meski demikian, keinginannya untuk kembali menggarap sawah di tengah-tengah hiruk pikuk Kota Jakarta terus membara. Bagi dirinya, menanam padi di Jakarta tidak hanya untuk mencari penghasilan, tetapi juga untuk menciptakan kawasan hijau di tengah-tengah gersangnya Kota Jakarta.
"Kepingin banget untuk bisa bersawah lagi. Tapi tampaknya sulit karena justru lahan yang ada akan terancam," katanya.

Wakil Walikota Jakarta Timur, Asep Syarifudin, yang memimpin panen raya padi itu mengungkapkan Kecamatan Cakung adalah sentra penghasil beras kota Jakarta, karena di wilayah ini masih terdapat 400 hektar lahan tanaman padi yang dikelola oleh 13 kelompok tani.
"Keberadaan lahan pertanian di Kecamatan Cakung ini musti dipertahankan, karena memiliki fungsi ganda, yaitu selain sebagai sumber mata pencaharian masyarakat juga merupakan ruang terbuka hijau bagi kota Jakarta," kata Wakil Walikota.

Asep mengatakan, saat ini di Jakarta Timur masih banyak warga yang menggantungkan hidup dari sektor pertanian. "Khusus untuk petani padi di wilayah Kecamatan Cakung sendiri, terdapat 13 kelompok tani dengan jumlah anggota mencapai 316 orang," kata Wakil Walikota.

Lahan-lahan persawahan di wilayah Kecamatan Cakung sendiri menurutnya, sudah ada sejak dulu serta merupakan lahan produktif dan potensial untuk kegiatan pertanian. Namun saat ini kepemilikan lahan-lahan pertanian tersebut sebagian besar sudah dikuasai oleh swasta atau pihak pengembang.

"Saya berharap lahan-lahan yang masih ada dapat tetap dipertahankan pemanfaatannya untuk kegiatan pertanian, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya berpesan.

Kasudin Pertanian dan Kehutanan Jakarta Timur, Bayu Sari Hastuti mengatakan, panen raya padi saat ini dilakukan di atas lahan yang dikelola oleh 30 orang yang tergabung dalam Kelompok Tani Suka Mulya.

Menurut Bayu, hasil yang diraih petani pada panen kali ini mencapai 10,03 ton gabah kering panen (GKP) per hektarnya. "Dalam satu tahun petani bisa melakukan panen sebanyak dua kali. Namun bila air banyak atau tidak musim kering, panen bisa mencapai tiga kali dalam setahun," jelasnya.

Bayu menjelaskan, sektor pertanian merupakan sektor yang selain memberikan peluang pendapatan dan kesejahteraan bagi masyarakat, juga memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH). "Keberadaan lahan pertanian di wilayah Kecamatan Cakung ini diharapkan dapat tetap tersus dipertahankan sebagai paru-paru kota Jakarta," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Sekretaris Dinas Pertanian dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta, Ipih Ruyani mengakui, lahan pertanian seperti di Kecamatan cakung sudah merupakan hal yang langka ditemui di kota Jakarta. "Kami berharap lahan-lahan milik para pengembang ini dalam 10 tahun ke depan dapat tetap dimanfaatkan untuk lahan pertanian," ujarnya.

Dirinya berharap 400 hektar lahan pertanian di Kecamatan Cakung yang sebagian besar dimiliki pihak pengembang, sebesar 30 persennya dapat dipertahankan untuk menjadi RTH. Dirinya pun akan mengusulkan hal tersebut masuk dalam Rancangan Umum Tata Ruang Wilayah (RUTR) Provinsi DKI Jakarta yang tengah direvisi.

"Ruang Terbuka Hijau tersebut berfungsi sebagai paru-paru kota yang bermanfaat untuk menunjang kualitas lingkungan. Tanaman padi yang ada di Cakung ini berfungsi untuk memperbaiki lingkungan kota Jakarta yang penuh dengan beton," katanya.
Dalam mengelola lahan pertanian, dirinya juga berpesan kepada para petani untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia. "Gunakan pupuk organik atau pupuk yang ramah lingkungan," pesannya.

Pada kesempatan ini diserahkan bantuan kepada para petani berupa benih padi varietas mekongga/cigeulis sebanyak 1 ton, pestisida nabati 100 liter, perangkap tikus 4 buah, 100 bibit pohon mangga serta benih ikan nila dan lele sebanyak 600.700 ekor. (Budi SL Malau)


ya begitu lah  terimakasih dah mampir keblog saya jumpai saya juga di abdabdwordpres.com


photo notes :
 jalan tambun rengas
musolallah
belakang rmh H imin
dari jauharotul huda

dari atas

gambar

 Sekolah dasar


KEUTAMAAN SHALAT TARAWI

Shalat tarawih atau shalat malam memiliki keutamaan dan keistimewaaan sebagai salah satu ibadah di bulan suci Ramadhan. Apa saja keutamaan shalat tarawih itu?
Dari Ali bin Abi Thalib ra bahwa dia berkata: Nabi SAW ditanya tentang keutamaan-keutamaan tarawih di bulan Ramadhan. Kemudian beliau bersabda:
  1. Orang mukmin keluar dari dosanya pada malam pertama, seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.
  2. Dan pada malam kedua, ia diampuni, dan juga kedua orang tuanya, jika keduanya mukmin.
  3. Dan pada malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah ‘Arsy: “Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat.”
  4. Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran).
  5. Pada malam kelima, Allah Ta’ala memeberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, masjid Madinah dan Masjidil Aqsha.
  6. Pada malam keenam, Allah Ta’ala memberikan pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.
  7. Pada malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa a.s. dan kemenangannya atas Fir’aun dan Haman.
  8. Pada malam kedelapan, Allah Ta’ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahin as
  9. Pada malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat kepada Allah Ta’ala sebagaimana ibadatnya Nabi saw.
  10. Pada Malam kesepuluh, Allah Ta’ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.
  11. Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.
  12. Pada malam keduabelas, ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.
  13. Pada malam ketigabelas, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.
  14. Pada malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.
  15. Pada malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.
  16. Pada malam keenam belas, Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.
  17. Pada malam ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.
  18. Pada malam kedelapan belas, seorang malaikat berseru, “Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu.”
  19. Pada malam kesembilan belas, Allah mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus.
  20. Pada malam kedua puluh, Allah memberi pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).
  21. Pada malam kedua puluh satu, Allah membangun untuknya sebuah gedung dari cahaya.
  22. Pada malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.
  23. Pada malam kedua puluh tiga, Allah membangun untuknya sebuah kota di dalam surga.
  24. Pada malam kedua puluh empat, ia memperoleh duapuluh empat doa yang dikabulkan.
  25. Pada malam kedua puluh lima , Allah Ta’ala menghapuskan darinya azab kubur.
  26. Pada malam keduapuluh enam, Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.
  27. Pada malam keduapuluh tujuh, ia dapat melewati shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.
  28. Pada malam keduapuluh delapan, Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.
  29. Pada malam kedua puluh sembilan, Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.
  30. Dan pada malam ketiga puluh, Allah ber firman : “Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku.”
Demikianlah, keutamaan shalat tarawih yang disebutkan oleh Rasulullah SAW.


tentang saya

Nama saya abd wadud biasa di panggil dud, wad, dut, abduw, wadud. Saya lahir dijakarta,17 januari 1989 silam, saya anak ketiga dari empat bersaudara , hobby saya menulis, coret coret kertas, baca book, dll,,,ya untuk lebih lengkapnya saya tulis biodata saya di bawah ini :
Nama                           :  Abd wadud
Tempat,tanggal lahir      :  Jakarta,17 januari 1989
Alamat                         :  Jl.tambun rengas cakung timur jaktim
Hobby                          :  Banyak
Tinggi badan                 :  163 cm
Berat badan                  :  50 km
Pekerjaan                     :  -
Kewarganegaraan         : Indonesia
No. Telp                      : 021921616365
Pendidikan
-MI Jauharotul Huda                Lulus tahun  2004
-MTs Jauharotul Huda              Lulus tahun  2007
-SMKN 4 Jakarta                    Lulus tahun  2010
Kursus
- Komputer                              Th 2008
- Bahasa Inggris                        Th 2008
Pengalaman organisasi
Osis                                         Jabatan  Bid kewarganegaraan tahoen 2007-2008
Rohis                                        Jabatan  Anggota  Th 2007 tamat ^_^
Pramuka                                   Jabatan pradana dan wakil pradana Th 2007-2009
DKR Cilincing              Jabatan anggota  tahun 2009-2012
Pengajian                                  Jabatan  —-
Kir                                           Jabatan Anggota Tahoen 2007 Tamat
Seminar/Kegiatan
  • Pembinaan kepramukaan Th 2008 kalau g salah
  • LDKS Th 2007
  • LDKOTh  2009
  • MUSRAMITRA TH 2009
  • Dll
Pengalaman Kerja
Pt Top Jaya Antarikasa Elektronika Selama Satu Bulan Sebagai Peserta PSG
Ciri-ciri
Wajah              : Tampan, Imut , Haha
Badan               : Gemuk Ga Kurus G
Perawakan       : Ga Tampan Ga Jelek
Makanan Dan Minuman Kesukaan
  • Bakwan,bakso,mie ,ya makanan orang kampun deh
  • Kopi, susu , dll
Plan : kerja-kuliah-sukses-poligami de,,,,,he,,he,,becanda
Ya demikianlah biodata tentang diri saya yang sebenarnya dan semoga menjadi bahan pertimbangaan bagi bapak/ibu ,,,hehe kaya apa aja cii,,,,,ya pokonya begitu lah terima kasih saya ucapkan…
Hormat saya,
Abd Wadud
baru jadi hehe,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
launching nih: abdwadudganteng.blogspot.com